Mengenal Dekat Tentang Hewan Kukang

Hewan kukang atau terkadang disebut pula sebagai si malu-malu merupakan jenis primata yang gerakannya lambat. Hewan satu ini memiliki warna rambut yang beragam, mulai dari kelabu keputihan, coklat hingga kehitaman. Pada punggung hewan ini terdapat garis coklat yang melintang mulai dari belakang tubuhnya hingga ke dahi, kemudian bercabang ke telinga serta mata.

Mengenal Kukang

Kukang merupakan primata yang masuk dalam golongan primata primitif nokturnal, yaitu sejenis hewan yang lebih banyak beraktivitas ketika malam hari dan tertidur di siang hari. Apabila masuk dalam primata primitif, maka itu artinya hewan ini memiliki ciri khas yang sedikit berbeda dari primata kebanyakan lainnya. Beberapa di antara primata lainnya memiliki hidung yang basah serta indra penglihatan yang berfungsi lebih baik ketika berada di tempat gelap. Kukang lebih banyak melakukan aktivitas di atas pohon, sehingga kukang juga disebut sebagai satwa arboreal, selain itu, kukang juga hidup secara soliter serta penyendiri.

Hewan ini memiliki bentuk tubuh yang kekar dengan ukuran kecil, memiliki ekor yang sangat pendek serta kepala bulat, moncongnya mancung serta meruncing dan matanya bulat besar. Hewan ini juga memiliki rambut tubuh yang lebat serta halus.

Meskipun setiap spesies memiliki corak warna yang berbeda-beda, akan tetapi pada umumnya warna rambut hewan ini lebih sering berwarna coklat kelabu yang pucat. Selain itu, kukang biasanya memiliki lingkarang gelap yang mengelilingi kedua matanya yang diseling pula dengan jalur pucat maupun putih yang membujur di antara mata hingga ke arah dahi. Pada malam hari, mata kukang akan memantulkan cahaya seperti obor dengan cukup jelas.

Sebagai hewan satwa arboreal, hewan kukang pun banyak memanjat serta bergerak di antara ranting-ranting serta cabang pohon. Akan tetapi karena memiliki gerakan lambat, kukang pun bergerak di antara pohon dengan perlahan-lahan serta hati-hati dan hampir tidak pernah melompat.

Tangan dan kaki hewan ini memiliki panjang yang hampir sama dan cukup panjang, sehingga kukang mampu merentangkan tubuhnya serta berputar untuk meraih ranting yang bertetangga. Tangan dan kaki kukang tersebut, telah mengalami adaptasi sedemikian rupa, jadi kukang pun mampu memegang erat ranting pohon untuk jangka waktu yang lama tanpa merasa lelah.

Meskipun memiliki wajah yang lucu serta dikenal sebagai hewan yang lambat, gigitan kukang dikenal memiliki gigitan yang berbisa. Hal ini merupakan suatu kemampuan yang jarang ada pada kalangan mammalian, akan tetapi cukup khas pada kelompok primata lorisid. Bisa yang ada pada gigitan kukang tersebut, didapat ketika kukang menjilati sejenis cairan pada kelenjar dan kandungan bisa diaktifkan ketika bercampur dengan ludah.

Gigitan berbisa tersebut, dapat berguna untuk membuat jera pemangsanya serta juga berfungsi untuk melindungi bayi kukang dengan cara menyapukan bisa pada rambut tubuh anaknya. Sekresi pada kelenjar lengannya, mengandung zat semacam alergen yang dihasilkan oleh kucing, lalu diperkuat pula dengan komposisi kimiawi yang didapatkan oleh kukang dari makanannya yang ada di alam liar.

Menurut catatan, pemangsa alami kukang di antaranya ialah elang brontok, orang utan, ular, beruang madu, musang, serta beberapa jenis kucing.

Hewan kukang berkomunikasi melalui bau yang mereka tinggalkan di tempat tertentu. Kukang jantan diketahui memiliki teritori yang akan ia pertahankan dengan ketat. Hewan ini memiliki reproduksi yang lambat, dan terkadang mereka meninggalkan anaknya ketika kecil di ranting dan akan dijaga bergantian dengan induk lainnya. Kukang adalah hewan omnivora, mereka memangsa hewan kecil, getah pohon, buah serta berbagai nabati lainnya.

Hewan ini termasuk dalam marga Nycticebus, yaitu sejenis primata yang tergolong sebagai kelompok Strepsirrhini yang memiliki kekerabatan erat dengan loris yang berasal dari India serta Sri Lanka dan poto serta angwantibo yang berasal dari Afrika tropis.

Apabila ditilik sedikit lebih jauh lagi, kukang juga memiliki kekerabatan dengan galago serta lemur yang berada dari Madagaskar. Cabang keluarga Lorisidae dipercaya berkembang di sekitar Afrika, di mana kebanyakan spesies kukang berada, dan baru belakangan ini, salah satu kelompok kukang melakukan migrasi ke wilayah di Asia serta menurunkan marga loris dari kukang yang saat ini dikenal.

Dari delapan spesies kukang yang saat ini masih ada, enam di antaranya dapat ditemukan di Indonesia, yakni di daerah pulau Jawa, Sumatra, serta Kalimantan.