Mengenal Keindahan Danau Gunung Tujuh

Danau Gunung Tujuh merupakan danau yang terletak di desa Pelompek, kabupaten Kerinci, Jambi. Danau ini berada di kawasan Gunung Tujuh, sebuah gunung yang berada tepat di belakang Gunung Kerinci. Gunung Tujuh masih termasuk dalam wilayah Taman Nasional Kerinci Seblat yang merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO.

Seperti namanya, danau gunung tujuh dikelilingi tujuh puncak gunung di Jambi. Tidak heran kalau tempat ini menjadi destinasi wisata yang menawarkan banyak panorama keindahan. Bagi pendaki gunung, Kerinci mungkin menjadi tujuan utama karena gunung tersebut merupakan gunung aktif tertinggi di Indonesia 3805 mdpl, tetapi bagi wisatawan yang ingin sekadar menikmati keindahan alam Kabupaten Kerinci, Danau Gunung Tujuh bisa menjadi pertimbangan sebagai tujuan wisata.

Selain memiliki panorama alam yang menakjubkan, jalur yang dilalui juga jauh lebih mudah daripada Gunung Kerinci. Danau Gunung Tujuh juga merupakan salah satu Danau tertinggi di Indonesia, bahkan danau tertinggi di Asia Tenggara. Danau ini berada di ketinggian 1.950 meter di atas permukaan laut dan merupakan danau yang berada diketinggian nomor dua di Indonesia setelah 13 Danau-danau kecil yang terdapat di Gunung Talamau Sumatra Barat di ketinggian 2750 m dpl. Dengan ketinggian hampir 2 kilometer dpl itu bisa dibayangkan betapa dinginnya air Danau Gunung Tujuh di pagi hari. Meskipun begitu, berendam di Danau Gunung Tujuh dengan air yang sangat dingin menjadi tantangan sendiri bagi para pendaki.

Menurut cerita masyarakat setempat, Danau Gunung Tujuh ini dikenal sebagai Danau Sakti. Sebab, air danau selalu terlihat bersih bahkan daun-daun pun tidak ditemukan walaupun terdapat banyak pohon tumbang di pinggir danau.

Menurut masyarakat sekitar kejadian-kejadian aneh sering terjadi, seperti perubahan cuaca secara tiba-tiba. Pada saat pembukaan wilayah danau, salah seorang pekerja menceritakan bahwa perahu yang ditumpanginya berputar di tengah danau tanpa penyebab yang jelas. Masyarakat sekitar percaya bahwa Danau Gunung Tujuh dihuni oleh mahkluk halus yang berwujud manusia, bernama ‘Lbei Sakti’ dan ‘Saleh Sri Menanti’ dengan beberapa pengikutnya yang berwujud harimau.

Danau Gunung Tujuh merupakan sumber penghidupan bagi beberapa warga desa. Terdapat beberapa pondok di pinggir danau yang digunakan oleh nelayan sebagai tempat tinggal. Sehari-hari para nelayan mencari ikan dengan perahu dan lukah, pagi hari lukah dipasang di tengah danau kemudian sorenya lukah ini diangkat.

Selain sebagai tempat wisata, Danau Gunung Tujuh juga di gunakan penduduk lokal sebagai sumber mata pencaharian.Terdapat beberapa pondok dipinggir danau yang digunakan oleh nelayan sebagai tempat tinggal. Sehari-hari para nelayan mencari ikan dengan perahu dan lukah, pagi hari lukah dipasang di tengah danau kemudian sorenya lukah ini diangkat. Perahu yang digunakan terbuat dari satu kayu bulat utuh dengan diameter berkisar 30–40 cm, kemudian dengan pengerjaan sedemikian rupa kayu bulat ini dibentuk seperti perahu. Lukah yang digunakan oleh nelayan terbuat dari bilah-bilah bambu yang dianyam. Lukah ini diikat pada bagian tengah tali, pada ujung tali diikatkan botol minuman (sejenis botol air mineral) dan batu pada ujung lainnya sebagai pemberat.