Feromon adalah zat kimia yang dapat merangsang atau memikat seksual hewan jantan dan betina. Makhluk hidup menggunakan zat ini, yang berasal dari kelenjar endokrin, untuk membedakan sesama jenis, individu lain, dan kelompok. Zat feromon juga membantu dalam proses reproduksi.
Feromon tidak menyebar ke tubuh, tidak seperti hormon. Hanya individu yang termasuk dalam satu spesies yang dapat mempengaruhi dan mengidentifikasi feromon. Kata “feromon” berasal dari bahasa Yunani. Pertama, “phero”, yang berarti “pembawa,” dan kedua, “mone”, yang berarti “sensasi.”
Penemuan Feromon
Jean-Henri Fabre merupakan orang yang pertama kali menemukan feromon pada serangga. Penemuan tersebut terjadi ketika musim semi tahun 1870. Fabre menemukan zat feromon dengan melakukan pengamatan terhadap ngengat Great Peacock betina. Ia meletakkan ngengat tersebut dalam kandang yang ada di mejanya. Pada malam harinya Febre terkejut karena banyak ngengat jantan di sekitar kandang ngengat betina tersebut. Ia merasa heran bagaimana cara ngengat jantan berhasil menemukan ngengat betina.
Ia pun memutuskan untuk mempelajari dan melakukan berbagai percobaan untuk menemukan alasannya. Pada akhirnya, Febre berhasil memperoleh kesimpulan bahwa ngengat betina mampu menghasilkan suatu zat kimia yang memiliki bau menarik bagi ngengat jantan.
Berbagai Feromon Pada Hewan
Berikut ini beberapa hewan yang memiliki zat feromon, yaitu:
- Zat Feromon Kupu-kupu
Feromon kupu-kupu tersebar di udara ketika hewan ini mengepakkan sayapnya. Saat itulah, feromon yang dimiliki kupu-kupu mampu membuat kupu-kupu lawan jenisnya mendekat. Zat feromon yang dimiliki kupu-kupu bersifat spesifik hanya mampu menarik perhatian kupu-kupu lainnya tanpa mengundang perhatian serangga atau hewan lain yang tidak sejenis.
- Zat Feromon Rayap
Rayap yang ada di bagian depan barisan akan mengeluarkan feromon penanda jejak agar rayap lain di belakangnya bisa mengikuti jalur jelajahnya. Feromon tersebut dihasilkan oleh kelenjar sternum di dalam tubuh rayap. Feromon pada rayap memiliki hubungan erat dengan bau makanan yang dimakan rayap.
Selain feromon penanda jejak, rayap juga memiliki feromon dasar. Jenis zat feromon yang satu ini biasanya dikeluarkan oleh ratu rayap berperan dalam diferensiasi kelamin. Ketika ratu rayap mati, zat feromon tersebut juga akan hilang. Selain itu, feromon dasar juga memiliki peranan dalam pembentukan jumlah kasta pekerja dan kasta prajurit dalam koloni rayap.
- Zat Feromon Ngengat
Ngengat beina mampu mengeluarkan zat feromon atau disparlur untuk menarik dan mempengaruhi ngegat jantan yang jaraknya terpisah hingga kiloanmeter.
Ngengat jantan mampu menangkap sinyal zat feromon ngengat betina karena memiliki indra yang peka dengan zat tersebut. Ngengat jantan bahkan mampu mengenali zat feromon yang tersebar di wilayah luas.
- Zat Feromon Pada Semut dan Lebah Madu
Feromon juga dimiliki oleh semut maupun lebah madu. Zat feromon yang dimiliki oleh semuat digunakan sebagai penanda jejak untuk menunjukkan jalan menemukan sumber makanan. Sementara itu, lebah madu memiliki zat feromon yang digunakan untuk mempengaruhi lebah pekerja agar tidak memilih ratu lebah lainnya dalam koloni. Selain itu, zat feromon juga memiliki peranan dalam reproduksi lebah madu. Zat feromon dimiliki oleh berbagai jenis hewan, seperti kupu-kupu, ngengat, rayap, semut, dan lebah madu.