Mumi-mumi tertua di dunia yang pernah ditemukan bukanlah berasal dari Mesir, melainkan dari Chile. Praktik mumifikasi oleh orang-orang Chinchorro kuno di Chile ini menunjukkan semangat egaliter atau persamaan hak dan kedudukan, tidak seperti orang-orang Mesir kuno. Mumi-mumi Mesir kuno memang bisa dibilang mumi-mumi paling terkenal di dunia. Namun bagaimanapun, mereka bukanlah yang tertua.
Mumi-mumi tertua di dunia adalah mumi-mumi Chinchorro. Orang-orang Chinchorro dari Amerika Selatan mulai mengawetkan mayat mereka sekitar 7.000 tahun yang lalu dan mumi-mumi mereka telah menjadi salah satu keajaiban arkeologi Andes.
UNESCO baru-baru ini mengakui nilai budaya dan pentingnya mumi-mumi Chinchorro dengan memasukkannya ke dalam Daftar Warisan Dunia. Bernardo Arriaza, ahli mumi sekaligus antropolog Chile, menjelaskan pentingnya pengakuan ini dengan mengatakan, “UNESCO memvalidasi di tingkat internasional, melalui para ahli yang berbeda, bahwa permukiman dan mumifikasi buatan dari budaya Chinchorro memiliki nilai luar biasa, yang memiliki kepentingan global.”
Orang-orang Chinchorro adalah orang-orang yang mendiami pantai Gurun Atacama di tempat yang sekarang disebut Chile utara dan Peru selatan antara tahun 7000 dan 1500 Sebelum Masehi. Orang-orang dari budaya ini mengandalkan penangkapan ikan, berburu, dan kegiatan mengumpulkan untuk penghidupan mereka.
Situs-situs Chinchorro yang paling awal diketahui berasal dari 7000 Sebelum Masehi. Adapun kegiatan mumifikasi yang orang-orang Chinchorro lakukan, berdasarkan bukti-bukti saat ini, berasal dari sekitar tahun 5000 Sebelum Masehi. Ini berarti mumi-mumi Chinchorro berusia sekitar dua abad lebih tua dari mumi-mumi Mesir kuno.
Mumi-mumi Chinchorro pertama kali diidentifikasi pada tahun 1917 oleh arkeolog Jerman bernama Max Uhle. Penggalian lebih lanjut menunjukkan bahwa mumi-mumi tersebut tersebar di sepanjang pantai dan terkonsentrasi antara Arica dan Camerones.
Pada tahun 1881, seorang arkeolog bernama Gaston Maspero menemukan sebuah Mumi yang sangat menakjubkan di Lembah Para Raja di Thebes, Mesir. Mumi tersebut dikenal sebagai Mumi Ramses II, seorang raja Mesir Kuno yang memerintah pada abad ke-13 SM.
Mumi Ramses II terawetkan dengan sangat baik dan masih dalam kondisi yang sangat baik, meskipun telah berusia lebih dari 3.000 tahun. Temuan ini memberikan wawasan yang sangat berharga tentang kehidupan dan peradaban Mesir Kuno.
Dari Mumi ini, para arkeolog dapat mempelajari tentang teknik mumifikasi kuno, kebiasaan pemakaman, dan bahkan kondisi kesehatan raja tersebut. Selain itu, temuan ini juga memberikan informasi tentang kehidupan politik dan sosial Mesir kuno pada masa pemerintahan Ramses II.
Mumi Ramses II memiliki panjang sekitar 3,2 meter dan berat sekitar 1 ton. Mumi ini terawetkan dengan sangat baik karena teknik mumifikasi yang digunakan pada saat itu sangat canggih. Para ahli memperkirakan bahwa proses mumifikasi ini memakan waktu sekitar 70 hari.
Temuan ini sangat penting dalam memahami sejarah dan peradaban Mesir kuno. Temuan ini juga bahkan telah memberikan wawasan yang sangat berharga tentang kehidupan dan kebudayaan kuno, serta membantu kita memahami bagaimana peradaban manusia telah berkembang dari masa ke masa.
Mumi Ramses II saat ini disimpan di Museum Mesir di Kairo dan menjadi salah satu objek paling populer di museum tersebut. Temuan ini telah menjadi salah satu temuan arkeologi paling menakjubkan dalam sejarah dan terus menjadi sumber inspirasi bagi para arkeolog dan sejarawan hingga saat ini.