Penyebab Polusi Udara Sangat Berdampak Buruk Bagi Kesehatan

Polusi udara adalah campuran partikel dan gas baik di luar maupun di dalam ruangan yang dapat membahayakan kesehatan dan menyebabkan meningkatkan suhu udara. Lantas apa dampak polusi udara bagi kesehatan dan lingkungan? simak penjelasanya !

Penyebab Polusi Udara

Beberapa penyebab utama pencemaran udara luar diantaranya jelaga, asap, jamur, serbuk sari, metana, dan karbon dioksida. Sementara radon, asap rokok, senyawa organik volatil (VOC), formaldehyde, asbes, dan zat-zat lainnya berkontribusi terhadap polusi udara dalam ruangan.

Ukuran polusi udara di Indonesia adalah Indeks Kualitas Udara (IKU). Nilai IKU berkisar antara 0 sampai dengan 100. Nilai ideal adalah 100, yang menggambarkan kualitas terbaik. Sementara nilai 0 menggambarkan kualitas udara yang terburuk.

Dampak Polusi Udara Bagi Kesehatan

Pencemaran udara tidak hanya sebatas merusak lingkungan, tapi juga berdampak pada kesehatan bahkan mengancam kematian. Organisasi kesehatan dunia (WHO) menyebutkan polusi udara menyebabkan tingginya penderita kanker, penyakit jantung, stroke, dan penyakit pernapasan seperti asma.

WHO juga memperkirakan 4,2 juta kematian dini di seluruh dunia per tahun pada tahun 2016 diakibatkan oleh pencemaran udara luar. Dari keterangan yang sama disebutkan juga sekitar 90 persen dari kasus kematian akibat pencemaran udara itu terjadi di negara-negara berkembang seperti Indonesia.

Selain itu, Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) menyebut polusi udara juga dapat menyebabkan masalah jangka pendek seperti iritasi mata, hidung, tenggorokan, lalu bersin dan batuk, serta sakit kepala, dan pusing. Bahkan partikel halus yang lebih kecil dari 10 mikrometer bisa menimbulkan risiko kesehatan yang lebih tinggi karena bisa masuk ke paru-paru dan aliran darah.

Polusi udara juga menyebabkan efek kesehatan tidak langsung karena sangat berkontribusi terhadap perubahan iklim. Gelombang panas, cuaca ekstrem, gangguan pasokan makanan, dan efek lain yang berkaitan dengan gas rumah kaca dapat berdampak negatif pada kesehatan manusia.

Dampak Polusi Udara Terhadap Lingkungan

Kendaraan bermotor, pesawat, pembangkit listrik, dan aktivitas manusia lainnya yang menggunakan bahan bakar seperti bensin dan gas alam sangat mempengaruhi pencemaran udara.

Hal itu karena karbon dioksida yang dikeluarkan adalah gas rumah kaca yang paling utama yang menyebabkan panas di atmosfer dan berkontribusi terhadap perubahan iklim. Gas rumah kaca lainnya seperti metana yang berasal dari tempat pembuangan sampah, industri gas alam, dan gas yang dipancarkan oleh ternak juga turut berkontribusi.

Dan yang tak kalah penting juga dampak klorofluorokarbon (CFC) yang digunakan dalam pendingin dan propelan aerosol yang efeknya berdampak buruk pada lapisan ozon. Polutan lain yang terkait dengan perubahan iklim adalah sulfur dioksida, komponen kabut asap. Belerang dioksida dan bahan kimia yang dikenal sebagai penyebab hujan asam.

Partikel-partikel udara yang tergantung pada susunan kimianya, juga dapat memiliki efek langsung yang terpisah dari perubahan iklim. Dalam masalah ini, polusi udara juga dapat menghabiskan nutrisi di tanah dan saluran air, merusak hutan dan tanaman.

Solusi Polusi Udara

Negara-negara di seluruh dunia telah menyadari dan berupaya mencari jalan keluar dari berbagai macam masalah pencemaran udara. China, misalnya, menutup sebagian atau membatalkan pembangkit listrik tenaga batu bara untuk mengurangi kabut asap ekspansi industri.

Di AS, California telah menjadi pemimpin dalam menetapkan standar emisi yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas udara dengan memberikan opsi memasak yang lebih bersih. Masyarakat pun diharapkan turut mengurangi polusi udara dalam ruangan dengan meningkatkan ventilasi, menguji gas radon, menggunakan kipas dapur dan lain-lain.

Untuk menekan pemanasan global, berbagai langkah perlu diambil seperti menambah lebih banyak energi terbarukan dan mengganti mobil dengan kendaraan tanpa emisi seperti listrik. Dalam skala yang lebih besar, pemerintah di semua tingkatan membuat komitmen untuk membatasi emisi karbon dioksida dan gas rumah kaca lainnya.

Perjanjian Paris, yang disahkan pada 4 November 2016 merupakan salah satu upaya untuk memerangi perubahan iklim skala global. Dan Amandemen Kigali berupaya untuk memperbaiki kesepakatan yang dibuat oleh Protokol Montreal dengan melarang hidrofluorokarbon (HFC) yang memerangkap panas selain CFC.