Gunung Tambora merupakan salah satu gunung berapi yang sempat mengguncang peradaban dunia 200 tahun silam, tepatnya pada April 1815. Gunung yang berdiri gagah di ujung utara Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat ini memiliki sejarah kelam dan kisah yang panjang. Letusan Gunung Tambora kala itu berhasil mengoyak langit dan bumi, bahkan korban tewas akibat letusan gunung ini diperkirakan mencapai 92.000 jiwa.
Mungkin tak banyak yang mengetahui, bahwa salah satu gunung di Indonesia pernah meletus, dan menyebabkan keadaan dunia berubah. Bukan, kali ini bukan mengenai gunung Krakatau, melainkan gunung Tambora yang berada di Nusa Tenggara Barat. Letusan gunung Tambora terjadi pada tahun 1815, lebih dari dua abad silam. Letusan ini menghasilkan muntahan belerang oksida sebanyak 120 ton, dan membumbung setinggi 4 kilometer di langit nusantara.
Muntahan materi yang membumbung tinggi terbang hingga ke bagian atmosfer, dan membentuk tudung untuk Bumi. Akibatnya, sinar Matahari tidak bisa sampai ke permukaan Bumi, dan suhu planet ini menurun secara signifikan.
Dalam waktu singkat sulfur oksida yang dimuntahkan kemudian berubah menjadi aerosol asam sulfat halus. Aerosol asam sulfat ini kemudian dengan cepat menyelimuti sebagian besar langit di Bumi. Ini mengapa, suhu Bumi pada masa itu benar-benar dingin, bahkan tercatat sebagai salah satu suhu terdingin di Bumi sepanjang sejarah.
Kondisi ini berlangsung cukup lama, mengingat letusan gunung Tambora terjadi selama kurang lebih empat bulan, sejak April 1815. Setidaknya selama satu tahun masyarakat dunia harus merasakan kondisi ini. Periode ini juga dikenal dengan tahun tanpa musim panas, hingga terasa sampai ke Eropa dan Amerika.
Karena berlangsung dalam waktu yang cukup lama, dan cakupan wilayah yang luas, masyarakat dunia merasakan kondisi sulit pada masa tersebut. Pertanian dan perkebunan lumpuh, banyak hewan ternak yang mati, hingga terjadinya kelaparan. Belum lagi menyoal kebersihan air, yang sudah terkontaminasi material beracun dari abu gunung Tambora.
Dapat dibayangkan jika hal ini terasa hingga ke benua Amerika bahkan Afrika maka kondisi di area terdekat dari gunung tersebut bukan?
Tercatat hampir 100.000 korban jiwa dari area Sumbawa dan Lombok saja, belum termasuk dengan area lain yang masih berada di lingkaran terdekat gunung ini. Demikian hebatnya letusan gunung stratovolcano tersebut, hingga kemudian masyarakat sekitar mengadakan peringatan atas letusan masif ini.
Tentu ingatan atas horor letusan gunung Tambora tidak akan pernah hilang dari masyarakat dunia, khususnya masyarakat Bima dan Nusa Tenggara Barat secara umum. Namun dengan kearifan lokal yang dimiliki, kini NTB telah bangkit dan menjelma menjadi destinasi wisata kelas internasional yang banyak dikunjungi wisatawan asing dan lokal.
Sederet pesona wisata bisa ditemukan di seluruh area Nusa Tenggara Barat, tentu salah satunya adalah gunung Tambora itu sendiri. Kini, gunung dengan ketinggian 2.850 meter di atas permukaan laut tersebut menjelma jadi objek wisata pendakian atau bahkan penjelajahan dengan motor trail.
Beberapa pilihan wisata yang dapat dikunjungi di Kawasan Taman Nasional Gunung Tambora diantaranya wisata kawah vulkanik Gunung Tambora, pendakian, jelajah hutan (jungle tracking), wisata Sungai Oi Marai, dan wisata ilmiah. Untuk yang pertama wisata Gunung Tambora, seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa Gunung Tambora merupakan salah satu gunung api di Indonesia yang pernah mengalami letusan dahsyat pada tahun 1815.
Wisata Gunung Tambora ini akan fokus untuk mengenalkan informasi-informasi mengenai Gunung Tambora. Akibat letusan gunung tersebut menciptakan kaldera dengan garis tengah mencapai 7 kilometer dengan kedalam kurang lebih 1 kilometer. Kaldera merupakan kawah vulkanik akibat erupsi, dimana batuan dan material yang berasal dari pusat gunung berjatuhan membentur tanah.
Kawasan ini juga menawarkan wisata bagi para penikmat daki-mendaki, yaitu pendakian di beberapa jalur pendakian Doro Ncanga, jalur pendakian Piong (Kore), Jalur pendakian Kawindato’I di Kabupaten Bima dan Jalur pendakian Pancasila di Kabupaten Dompu dengan tujuan pusat Gunung Tambora dan kawah vulkaniknya.
jalur yang disukai masyarakat adalah jalur pendakian Pancasila dikarenakan tersedia pemandu dan terdapat penginapan di daerah tersebut. Selain untuk menguji adrenalin, banyak masyarakat yang hunting foto pesona Kawasan Taman Nasional Gunung Tambora.