Fenomena Langka dan Misterius Air Terjun Darah di Antartika

Antartika terkenal dengan iklim dingin yang terjadi sepanjang tahun. Lapisan es tebal dan putih pasti akan selalu dijumpai di tempat ini. Namun sebuah fenomena misterius dan ganjil terjadi. Tiba-tiba dari suatu lokasi di wilayah itu digenangi oleh air es berwarna merah bak darah. Apa yang sebenarnya terjadi?

Namun ternyata dugaan tersebut salah. Selama puluhan tahun fenomena tersebut akhirnya terus menyimpan misteri sampai akhirnya pada tahun 2008 yang lalu fenomena misterius itu berhasil mendapatkan jawaban serta kesimpulan ilmiah.

Sebuah fenomena misterus terjadi di wilayah Antartika tepatnya di Lembah Taylor (Taylor Glacier). Penemuan fenomena air terjun atau banjir darah ini pertama kali dilaporkan pada tahun 1911 oleh Thomas Griffith Taylor, seorang ahli geologi asal Australia. Awalnya ia mengira bahwa warna kemerahan pada air es tersebut disebabkan oleh ganggang merah (rhodophyta) yang jumlahnya sangat banyak sehingga menyebabkan fenomena aneh tersebut.

Inilah salah satu fenomena alam yang langka terjadi, bagaimana tidak dari sebuah sumber air yang mengalir pada sebuah air terjun bisa terdapat aliran darah yang mengalir terus menerus namun agak lambat. Hal ini terjadi di sebuah Gletser di Antartika tepatnya di lembah Mc Murdo wilayah kutub selatan. Pertama kali seorang geolog menemukan air terjun beku tahun 1911 dan mereka menemui hal aneh yang mereka kira adalah warna merah yang mengalir merupakan warna yang berasal dari ganggang merah, namun sifta sejatinya ternyata lebih dari yang mereka duga.

Kira-kira 2 juta tahun yang lalu Gletser Taylor terkurung dibawah aliran air yang mengandung kumpulan mikroba kuno, dan mereka terisolasi disana dibawah lapisan es yang sangat tebal secara alami, berkembang secara independen mikroba ini hidup tanpa cahaya, panas dan oksigen, dan disana mereka terperangkap pada suatu kondisi salinitas yang sangat tinggi dan kaya akan zat besi sehingga memberikan warna yang merah sama dengan zat besi dalam darah.

Dan Air terjun ini terjadi karena adanya sebuah celah dari gletser tersebut yang memungkinkan air subglacial tersebut keluar, membentuk air terjun tanpa mencemari ekosistem didalamnya. Para ilmuwanpun akhirnya menduga dari kesimpulan tersebut bisa sangat mungkin terjadi juga di planet planet lain seperti Mars dan Yupiter, Air terjun berdarah ini benar benar suatu fenomena alam yang ajaib baik secara visual maupun ilmiah.

Sementara itu bagian bawah Gletser Taylor ternyata tidak mengalami pembekuan hingga ke bagian dasarnya karena adanya kandungan garam. Kandungan garam ini mengalami proses kristalisasi air laut yang terperangkap di bawah. Air laut yang terperangkap ini akhirnya mengalami proses salinitas berkali-kali lipat dibandingkan dengan air laut biasa.

Gabungan antara air laut yang terperangkap dan mengalami proses salinitas, ditambah dengan tidak adanya oksigen, kandungan klorida, temperatur sangat dingin, sulfat, ion besi, dan tidak adanya cahaya yang masuk ke dalam lapisan es terdalam inilah yang menimbulkan air berwarna merah yang terdapat di Gletser Taylor.