Hal-Hal Unik Manusia Memelihara Ikan

Ikan merupakan hewan yang banyak dipelihara oleh manusia. Biasanya ikan peliharaan ditempatkan dalam akuarium, bak, atau kolam. Karena ikan peliharaan jenisnya amat banyak dan lingkungannya juga beragam, ada banyak kisah menarik yang melibatkan ikan peliharaan.

Ikan Akuarium usia Sudah Lebih dari 80 Tahun

Ikan paru (lungfish) adalah ikan yang diberi nama demikian karena ikan ini memiliki organ menyerupai paru-paru dalam tubuhnya. Berkat keberadaan organ tersebut, ikan paru bisa tetap hidup saat perairan tempatnya tinggal sedang kering akibat musim kemarau.

Karena keunikannya tersebut, ikan paru pun menjadi salah satu ikan yang kerap dipajang oleh kebun binatang khusus ikan air tawar. Akuarium Steinhart di Akademi Sains California adalah contoh kebun binatang yang memiliki koleksi ikan paru. Yang mengagumkan, ikan paru milik akuarium tersebut ternyata sudah berusia amat tua. Ikan paru tersebut diberi nama Methuselah dan pertama kali tiba di California pada tahun 1938.

Methuselah sekarang memiliki panjang 1,2 meter dan masih hidup hingga sekarang. Dengan melihat tahun kedatangannya, Methuselah pun diketahui sudah berusia lebih dari 80 tahun. Usia yang amat panjang untuk ukuran ikan. Methuselah selama ini diberi makan udang dan buah ara. Ia juga memiliki perilaku yang amat bersahabat dengan manusia.

Namun Methuselah juga diketahui memiliki sifat posesif. Ia tidak menyukai keberadaan ikan lain di akuariumnya. Saat akuariumnya diberi 2 ikan paru yang ukurannya lebih kecil, Methuselah terlihat menjadi lebih lesu. Ia baru kembali aktif saat ikan-ikan kecil tadi dipindahkan ke akuarium lain.

Terkena Penyakit Kuku Akibat Terapi Ikan

Garra rufa adalah ikan kecil yang banyak digunakan dalam terapi pedikur ikan. Dalam terapi ini, orang yang menjalani terapi akan merendam kakinya di dalam kolam berisi kawanan ikan Garra rufa. Ikan-ikan tersebut kemudian akan mengerubungi kaki orang ini sambil memakan sel-sel mati yang menempel pada kulit kaki. Orang yang kakinya dikerubungi oleh ikan tidak akan merasakan sakit. Justru mereka akan merasakan geli karena kakinya dikerubungi oleh ikan-ikan kecil. Atas sebab itulah, terapi ini pun kian banyak diminati.

Meskipun terapi memakai ikan Garra rufa normalnya tidak berbahaya, ternyata terapi ini diam-diam menyimpan bahaya terselubung. Pada tahun 2018, seorang wanita asal New York, Amerika Serikat, menjalani terapi ikan Garra rufa. Namun sekitar beberapa bulan sesudah ia menjalani terapi, kulit kukunya pecah dengan sendirinya.

Karena ia tidak merasakan sakit saat kukunya pecah, awalnya wanita tersebut tidak segera memeriksakan diri. Namun karena masalah kesehatannya ini tidak kunjung hilang, ia akhirnya memutuskan untuk memeriksakan diri ke dokter. Saat itulah, dokter pun menyatakan kalau sang wanita terkena onychomadesis, suatu kondisi di mana kukunya berhenti tumbuh dan lepas dengan sendirinya.

Karena wanita tersebut tidak memiliki riwayat cedera kaki maupun riwayat penyakit serupa pada anggota keluarganya yang lain, dokter pun menyimpulkan kalau wanita ini mengalami onychomadesis akibat kemasukan mikroorganisme yang dibawa oleh ikan Garra rufa. Ikan Garra rufa normalnya memang tidak berbahaya bagi manusia. Namun hasil studi menunjukkan kalau ikan ini bisa menjadi perantara bagi banyak bakteri penyebab penyakit kulit dan jaringan.

Masalah lain dari terapi pedikur ikan adalah kolam kecil yang digunakan dalam terapi ini bisa digunakan oleh beragam orang. Jika kebetulan ada di antara mereka yang kebetulan sedang menderita penyakit, maka orang tersebut bisa menularkan penyakitnya secara tidak sengaja melalui perantaraan kolam.

Ikan yang hendak dimakan sebaiknya diolah dan dimasak terlebih dahuli. Salah satu alasannya jelas supaya ikan tersebut bebas dari parasit dan kuman penyakit saat dimakan.