Keunikan Suku Himba Namibia, Menawarkan Seks Kepada Tamu

Beberapa suku di benua Afrika masih konsisten memelihara dan mewarisi tradisi leluhur. Hal ini terjadi hampir di seluruh negara di benua hitam. Selain suku  Maasai di Kenya, Pigmi di Kongo atau banyak suku yang menghuni Lembah Dogon di Mali, yang mewarisi tradisi leluhur, ada pula suku Himba di barat laut Namibia.

Suku Himba mudah dikenali karena mereka melabur tubuhnya dengan tanah liat. Dengan melabur tubuh dengan tanah liat, mereka yakini tanah liat dapat melindungi kulit, serta untuk membedakan antara pria dan wanita sehingga tak heran jika suku ini paling diminati fotografer karena keunikannya.

Populasi suku Himba Himba  atau Ovahimba  sekitar 50.000 orang. Mereka mendiami wilayah di Namibia Utara, di wilayah Kunene dan sepanjang sungai Kunene di Angola. Orang Himba merupakan kelompok masyarakat semi-nomaden dan penggembala.  Suku Himba sangat terkenal karena kaum wanitanya mengoles tubuh mereka dengan otjize pasta. Otjize pasta merupakan kosmetik, campuran dari lemak mentega dan pigmen oker.

Tujuannya  untuk membersihkan kulit dalam waktu lama. Hal ini dapat dimaklumi, ketersediaan air di wilayah tersebut sangat terbatas serta melindungi diri dari panas, kekeringan dan gigitan nyamuk.  Otjize dianggap sebagai kosmetik kecantikan estetis yang yang melambangkan warna merah darah yang merupakan esensi kehidupan sekaligus bentuk konsistensi cita-cita kecantikan wanita Himba.

Keunikan lain suku ini, mereka menawarkan seks pada tamu. Ketika seorang tamu datang,  pria menunjukkan persetujuan dan kesenangannya melihat tamunya dengan memberinya perlakuan Okujepisa Omukazendu.  Okujepisa Omukazendu secara harfiah diartikan istri pemilik rumah yang dikunjungi pria diberikan kepada tamunya untuk bermalam, sementara sang suami tidur di kamar lain.  Tradisi ini diyakini dapat meminimalisir kecemburuan serta dapat membina hubungan baik.

Dalam hal ini, kaum wanita hak yang terbatas dalam pengambilan keputusan. Mereka tunduk dan taat keputusan suami. Itu merupakan keutamaan di suku ini. Wanita boleh  memilih untuk menolak tidur dengan tamu, namun ia harus tidur di kamar yang sama dengan tamu.

Sebagian besar anggota suku Himba adalah peternak. Ternak yang paling banyak adalah domba dan kambing. Ukuran kekayaan masyarakat Himba diukur dari banyak atau sedikitnya jumlah ternak.  Selain beternak, suku Himba bertani tanaman tadah hujan seperti jagung dan millet. Sementara ternak adalah sumber utama susu dan daging bagi mereka.

Hal unik lain dari suku ini adalah mandi asap. Mandi asap merupakan salah satu ciri suku Himba yang paling menonjol, bahkan kaum hawa tidak diperkenankan untuk  menggunakan air untuk mencuci. Kebiasaan ini berawal dari kekeringan hebat di mana air langka dan hanya laki-laki yang diizinkan mengakses air untuk keperluan mencuci.

Selain mengoleskan oker merah pada kulit mereka, wanita Himba melakukan mandi asap setiap hari untuk menjaga kebersihan pribadi. Wanita Himba akan menaruh arang yang membara ke dalam mangkuk kecil tumbuhan, kebanyakan daun dan cabang-cabang kecil pohon Commiphora, dan menunggu asapnya naik