Mengenal Fakta Tentang Sidharta Buddha Gautama

Sidharta Buddha Gautama yang ternyata seorang Muslim. Bebarapa sumber menyebutkan, bahwa Sidharta Buddha Gautama merupakan Muslim. Padahal selama ini, Sidharta Buddha Gautama menjadi sosok yang disembah oleh seluruh umat Budha. Berikut, fakta perjalanan sejarahnya. Sebelum membahasnya lebih mendalam, terlebih dahulu patut Anda ketahui tentang sosok Sidharta Gautama.

Sidharta Gautama berasal dari keturunan Nabi Sulaiman AS dan Ratu Balqis yang bernama Nabi Zulkifli. Namun, ada beberapa sumber yang mematahkan dugaan bahwa Sidharta Gautama bukan Nabi Zulkifli. Hal-hal yang menjadi dasar bantahan tersebut seperti:

  1. Sidharta Gautama dan Zulkifli memiliki nama dan arti yang sangat berbeda. Zulkifli berarti ‘sanggup’ dan dalam bahasa sansekerta tidak mengenal pemakaian huruf ‘Z’.
  2. Sidharta Gautama dan Zulkifli hidup pada zaman yang berbeda. Sidharta Gautama hidup di sekitar tahun 623 SM, sedangkan Zulkifli berada pada tahun 1500 – 1425 SM.
  3. Semasa hidupnya Nabi Zulkifli di kenal sebagai seorang Raja. Sedangkan, Sidharta Gautama justru meninggalkan kehidupan mewahnya dan memilih belajar untuk hidup sederhana.
  4. Perbedaan makna Nabi dan Budha. Di dalam Islam, Nabi mengandung arti orang yang telah dipilih Allah SWT untuk menerima wahyu dari-Nya dan wajib menyampaikannya kepada umat-Nya. Sedangkan, Buddha berarti orang yang tercerahkan dan di dalam ajaran Buddha setiap orang dapat menjadi seorang Buddha.
  5. Sidharta Gautama tidak menyembah siapapun dan mengajarkan untuk mengakhiri penderitaan serta mencapai pencerahan melalui dharma yaitu melakukan perbuatan baik, tidak berbuat jahat, dan melakukan meditasi untuk mendamaikan jiwa.

Sidharta Gautama diduga sebagai Nabi Idris AS. Ada beberapa kesamaan di antara keduanya sehingga bisa ditarik kesimpulan, bahwa mereka adalah satu. Berikut landasan dugaan Sidharta Gautama yang merupakan Nabi Idris AS.

1. Memiliki kesamaan yaitu berdakwah kepada orang-orang jahiliyah
2. Keduanya sama-sama melakukan pertapaan atau menyepi untuk mendapatkan pencerahan
3. Ada hadis yang meriwayatkan bahawa ada seorang Nabi dari keturunan seorang Raja
4. Buddha membawa kabar tentang Nabi Muhammad SAW.

Sidharta Gautama merupakan anak dari pasangan Raja Suddhodana keturunan dari kaum Sakyas dan Permaisuri Maha Maya yang merupakan puteri dari Raja Anjana. Dia dilahirkan pada akhir abad ketujuh S.M. (tahun 623 S.M.) di bandar Kapilavastu.

Dilansir dari beberapa sumber, beberapa pendapat di atas terkait asal-usul Sidharta Gautama. Ada fakta-fakta yang terdapat dalam ajaran Buddha yang menguatkan, bahwa Sidharta Gautama yaitu, seorang Muslim karena ajaran Buddha tersebut sama dengan ajaran Islam.

Fakta-fakta itu seperti, Buddha mengajarkan kepada seluruh umatnya untuk tidak makan daging binatang yang mati secara sendirinya dan memerintahkan untuk menyembelihnya. Dan, di dalam teks Kalachakra memuat tentang penjelasan keyakinan umat Islam. Di antaranya:

  1. Adanya satu perlindungan Tuhan dengan ciri Tamas (Allah) yang secara langsung menandaskan bahwa Allah berada pada tingkat tertinggi Dewa.
  2.  Menjaga etika dalam kehidupan bermasyarakat
  3. Para Thirtika Tayi melakukan penghormatan sebanyak lima kali yang berarti dalam ajaran Islam adalah salat lima waktu yaitu Subuh, Zuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya.
  4. Tidak diperkenankan untuk membuat patung-patung, karena dapat dianggap berhala atau dalam Islam berarti musyrik
  5. Saling menghormati lantaran memiliki derajat yang sama.

Meskipun karena alasan-alasan historis Buddhisme akhirnya lenyap dari India selama kurang lebih 12 abad, sebelum hilang ia telah telah sangat mempengaruhi Hinduisme. Pada zaman kita sekarang para pemikir India yang berbeda seperti Swami Vivekananda, Tagore, Gandhi dan Nehru memandang Buddha sebagai model (panutan). Pada abad ke 12 pula, sementara Buddhisme telah kehilangan banyak pengikutnya di Timur, ia mengalami dampak pertumbuhan dengan meningkatnya jumlah pengikut di Barat, dan dengan caranya yang damai ia berakar kuat di beberpa negara di belahan bumi Barat.

Dalam perjalanan sejarahnya yang panjang Buddhisme telah mengambil berbagai bentuk yang banyak. Dikarenakan karakternya yang damai dan tidak dogmatis, ia selalu beradaptasi dengan mudah dengan berbagai budaya yang telah ada sebelumnya dan praktik-praktik keagamaan di antara orang-orang di tempat ia menyebar, pada gilirannya menjadi sumber budaya baru dan pandangan dunia yang baru.

Jadi, Buddhisme telah sukses penuh dalam mengintegrasikan dirinya dengan budaya asli satu negeri sehingga sering sulit bagi kita untuk melihat benang (jalinan) yang sama yang mengikat bersama-sama bentuk-bentuk Buddhisme yang berbeda sebagai cabang-cabang dari agama yang sama.

Permukaan luar sangat berbeda: dari Buddhisme Theravada Sri Lanka dan Asia Tenggara yang lembut dan seremonial, menuju praktik-praktik kontemplatif dan devosional dari Buddhisme Mahayana Timur Jauh, ke ritualisme misterius dari Buddhisme Vajrayana Tibetan. Namun, meski permukaan luar dari berbagai aliran Buddhis tersebut mungkin berbeda secara drastik, mereka semua tetap berakar pada satu sumber yang sama, kehidupan dan ajaran dari satu orang yang kita kenal sebagai Buddha.

Menakjubkan, meskipun Buddha berjarak waktu sangat jauh dari kita, lebih jauh daripada guru-guru berikutnya yang muncul untuk keagungan dalam sungai sejarah Buddhis, suaraNyalah yang paling banyak bicara kepada kita secara langsung, dengan bahasa yang dapat kita mengerti secara langsung, dengan kata-kata, gambaran-gambaran, dan gagasan yang dapat kita respons dengan segera.

Jika kita dapat menempatkan sisi demi sisi teks-teks dari Upanishad Chandogya dan Ceramah Buddha tentang Empat Kebenaran Mulia, yang mungkin berjarak waktu sekitar seratus tahun, yang pertama tampaknya datang dari lingkungan pergaulan kultural dan spiritual yang begitu jauh sehingga kita hampir tidak dapat memahaminya, sedangkan suara yang kedua seakan-akan seperti diucapkan minggu lalu di Bombay, London, atau New York. Buddha datang begitu dekat kepada kita dalam sikap dan perspektif. Sulit untuk percaya bahwa Beliau terpisah dari kita oleh jarak waktu 26 abad.