Mengenal Kondisi Taman Nasional Alas Purwo

Taman Nasional Alas Purwo merupakan salah satu taman nasional yang berada di timur Pulau Jawa. Dalam bahasa Jawa, nama kawasan ini memiliki arti ‘kawitan’ atau ‘permulaan’. Hutan di area ini dianggap sebagai hutan tertua di Jawa. Selain itu, kawasan ini juga dikenal angker dan dikeramatkan hingga saat ini.

Terlepas dari mitos angkernya kawasan Alas Purwo, pesona alam yang dimilikinya sangat menawan. Tipe eksositem yang bervariasi berpadu dengan bentangan alam menjadikan kawasan ini surga untuk berbagai jenis flora dan fauna. Hal tersebut sekaligus menjadikan kawasan ini sebagai lokasi wisata yang menarik.

Kondisi Alam Taman Nasional Alas Purwo

  1. Letak dan Topografi

Secara geografis TN Alas Purwo berada pada 8°26’45’’ – 8°47’00’’ Lintang Selatan dan 114°20’16’’ – 114°36’00’’ Bujur Timur. Sementara secara administratif berlokasi di Kecamatan Tegaldlimo dan Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur.

Kondisi topografi kawasan ini secara umum adalah datar, landai, bergelombang ringan di wilayah bagian baratnya, hingga bergunung-gunung dengan Gunung Lingga Manis yang berada pada ketinggian 322 meter di atas permukaan laut sebagai puncak tertingginya.

Pada beberapa titik terdapat area yang curam dan biasanya terdapat pada batu gamping dari periode Miosen-Pliosen yang kemudian terangkat ke permukaan akibat terjadinya interaksi dari pertemuan antara Lempeng Eurasia (continental plate) dan Lempeng Samudera Hindia (oceanic plate).

  1. Iklim dan Hidrologi

Suhu di Taman Nasional Alas Purwo rata-rata berada pada kisaran 22 hingga 31 derajat celcius dengan kelembaban udara antara 40% hingga 85%. Adapun curah hujan di kawasan ini rata-rata 1.000 hingga 1.500 mm per tahunnya.

Curah hujan di bagian barat kawasan taman nasional cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan bagian timur. Biasanya musim hujan di kawasan ini berlangsung dari bulan Oktober hingga bulan April, sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan April hingga bulan Oktober.

Sungai yang mengaliri taman nasional ini pada umumnya adalah sungai dengan kedalaman dangkal dan juga pendek. Beberapa sungai akan kering pada musim kemarau. Namun terdapat sungai yang mengalir terus sepanjang tahun yang berada di sebelah barat taman nasional, seperti Sungai Segoro Anak dan Sungai Sunglon Ombo.

Selain sungai dapat pula dijumpai mata air di kawasan ini yang menjadi sumber kehidupan bagi keanekaragaman hayati. Mata air tersebut tersebar di sekitar Gunung Kunci, Gunung Kuncur, Gua Basori, dan juga Sendang Srengenge.

  1. Geologi dan Tanah

Hampir seluruh tanah yang ada di kawasan Alas Purwo merupakan jenis tanah liat berpasir dan hanya sebagian kecil yang merupakan jenis tanah lempung. Ada empat jenis tanah yang dapat dijumpai di kawasan ini, yaitu tanah Meditean Merah-Litosol, tanah Aluvial Hidromorf, tanah Regosol Kelabu, dan juga tanah Grumosol Kelabu.

Tanah berjenis Aluvial Hidromorf adalah jenis tanah yang mendominasi kawasan ini. Horizon tanah jenis ini mempunyai karakteristik seperti yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu bertekstur liat, berwarna kelabu, serta mempunyai permiabilitas lambat. Biasanya tanah ini sering digenangi air serta berwarna agak hitam.

  1. Ekosistem dan Zonasi

Tipe hutan di Taman Nasional Alas Purwo dapat dikelompokkan berdasarkan tipe ekosistemnya. Adapun tipe hutan tersebut antara lain hutan pantai, hutan bambu, hutan bakau atau mangrove, hutan tanaman industri, hutan alam, dan juga padang penggembalaan atau feeding ground.

Pengelolaan taman nasional ini juga menerapkan sistem zonasi dengan 4 zona. Keempat zona tersebut yaitu zona inti seluas 17.200 hektar, zona rimba seluas 24.767 hektar, zona pemanfaatan seluas 250 hektar, dan zona penyangga seluas 1.203 hektar.

Flora dan Fauna Taman Nasional Alas Purwo

Wilayah Alas Purwo yang mempunyai ekosistem bervariasi menjadi penyebab kawasan ini memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Berbagai jenis tumbuhan dan hewan hidup di taman nasional ujung timur Pulau Jawa ini, mulai dari jenis endemik, khas, langka, bahkan jenis migran.

  1. Flora

Tercatat paling sedikit ada 584 jenis flora yang tumbuh di Taman Nasional Alas Purwo. Kawasan yang merupakan wilayah hutan hujan dataran rendah ini ditumbuhi berbagai vegetasi, seperti rumput, pepohonan, perdu, herba, semak, dan juga liana.

Beberapa jenis flora endemik dan khas yang tumbuh di kawasan ini antara lain sawo kecik (Manilkara kauki) dan bambu manggong (Gigantochloa manggong). Selain itu, flora lain yang juga dapat dijumpai yaitu bamboo, ketapang (Terminalia cattapa), nyamplung (Calophyllum inophyllum), kepuh (Sterculia foetida), serta keben (Barringtonia asiatica).

  1. Fauna

Tercatat ada 50 jenis dari kelompok mamalia yang menghunia Taman Nasional Alas Purwo. Beberapa diantaranya yaitu monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), lutung budeng (Tracypithecus auratus), linsang (Prionodon linsang), garangan (Herpestes javanicus), serta jelarang (Ratufa bicolor).

Spesies mamalia lainnya yaitu banteng (Bos javanicus), macan tutul (Panthera pardus), rusa (Cervus timorensis), rase (Vivericula indica), ajag (Cuon alpinus), kucing hutan (Felis bengalensis), kijang (Muntiacus muntjak), babi hutan (Sus scrofa), dan juga luwak (Paradoxurus hermaprhoditus).

Kelompok aves atau burung yang berhasil ditemukan di taman nasional ini berjumlah 302 jenis. Jenis tersebut yang biasanya cukup mudah untuk dijumpai antara lain ayam hutan hijau (Galus varius), ayam hutan merah (Gallus gallus), mentok rimba (Cairina scutulata), serta dara laut jambul (Sterna bergii),

Tidak hanya itu saja, spesies seperti merak hijau (Pavo muticus), elang laut perut putih (Haliaeetus leucogaster), elang ular bido (Spilornis cheela), rangkong badak (Buceros rhinoceros), kuntul kecil (Egreta garzeta), dan cekakak jawa (Halcyon cyanoventris) juga termasuk ke dalam golongan aves yang mudah dijumpai.

Dari kelompok reptil dan amfibi yang juga dikenal sebagai herpetofauna diketahui berjumlah 63 spesies yang terbagi ke dalam 48 spesies reptil dan 15 spesies amfibi. Dari 48 spesies reptil, tercatat ada 6 spesies yang merupakan jenis dilindungi.

Keenam spesies tersebut adalah penyu lekang atau penyu abu-abu (Lepidochelys olivacea), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas), penyu belimbing (Dermochelys coriacea), biawak abu-abu (Varanus nebulosus), serta ular sanca bodo (Python molurus).

Hal menarik lain dari Taman Nasional Alas Purwo adalah banyaknya tujuan wisata yang dapat dikunjungi oleh para pengunjung. Hal tersebut juga tidak lepas dari kondisi alam taman nasional ini yang cukup beragam. Sejalan dengan hal tersebut, kegiatan wisata yang dapat dilakukan juga semakin lengkap.