Mengenal Cap Go Meh Tionghoa

Cap Go Meh merupakan perayaan yang menjadi tradisi orang Tionghoa dan dirayakan dua minggu setelah memperingati tahun baru Imlek. Cap Go Meh dan Imlek merupakan perayaan yang berbeda. Kegiatan Imlek dirayakan cara sembahyang mendatangi kelenteng untuk memanjatkan doa bagi keselamatan dan keberkahan di tahun yang akan datang, setelah melakukan hal tersebut keluarga akan berkumpul dan menyantap hidangan bersama.

Berbeda dengan Imlek, Cap Go Meh justru masyarakat keturunan Tionghoa biasanya akan membawa persembahan berupa kue keranjang serta sembahyang kue keranjang yang berarti mengucap syukur dan meminta keselamatan dari dewa, perayaan ini akan diadakan begitu meriah. Sejarah Cap Go Meh merupakan istilah dari dialek Hokkian kalau diartikan yakni perayaan 15 hari atau malam setelah tahun baru.

Jika di artikan perkata yakni Cap berarti 10, Go berarti 5 dan Meh artinya malam.  Perayaan Cap Go Meh ini sebagai bentuk penghormatan terhadap Dewa Thai Yi yakni dewa tertinggi di langit pada zaman dinasti Han (206 SM – 221 M). Pada zaman dahulu, Cap Go Meh dilakukan dengan sangat tertutup hanya untuk kalangan istana dan masyarakat awam belum mengenal tradisi ini.

Cap Go Meh dilakukan ketika malam hari, jadi lampion harus selalu disediakan disepanjang jalan, karena lampion sendiri menandakan kesejahteraan anggota keluarga. Ketika pemerintah Dinasti Han berakhir ketika itu barulah Cap Go Meh mulai dikenal oleh masyarakat luas.

Di Tiongkok, perayaan ini lebih dikenal sebagai Festival Lampion atau Festival Yuanxiao. Pasalnya, pada hari tersebut masyarakat akan memasang banyak sekali lampion sebagai penerangan dan kemeriahan acara. Karena itu, lampion menjadi salah satu yang paling berkaitan dengan acara ini. Selain itu, berikut hal-hal yang identik dengan perayaan Cap Go Meh.

  1. Lampion

Pada malam Cap Go Meh, masyarakat akan menyalakan lampion. Lampion yang kebanyakan berwarna merah dan gemerlapan dimaknai sebagai simbol keberuntungan dengan harapan memiliki masa depan yang terang dan diberkahi.

  1. Hidangan khas

Pada perayaan ini, para umat yang merayakannya memiliki hidangan khas yang harus disajikan, yaitu mie panjang umur. Selain itu, bagi keturunan Tionghoa yang berada di Indonesia biasanya akan menyediakan lontong Cap Go Meh.

  1. Pertunjukan barongsai

Perayaan Tahun Baru Imlek dan Cap Go Meh tak lepas tak lepas dari penampilan aksi kesenian barongsai. Tak hanya sebagai hiburan, pertunjukkan barongsai dimaknai sebagai lambang kepercayaan masyarakat Tionghoa. Barongsai sendiri dipercaya mendatangkan keberuntungan, kesuksesan, dan mengusir hal-hal buruk.

  1. Pelepasan lampion

Festival tersebut biasanya diakhiri dengan agenda pelepasan lampion pada malam harinya. Masyarakat Tionghoa menerbangkan lentera atau lampion sebagai tanda melepaskan nasib buruk dan bersiap menyambut nasib baik. Biasanya dilakukan oleh keluarga besar atau di vihara yang dipimpin oleh biksu.

Dengan berakhirnya Tahun Baru Imlek, mereka akan kembali bisa melakukan apa yang dianggap tabu selama lima belas hari sebelumnya. Seperti menangis, menjahit, keramas, membeli sepatu, makan bubur, dan sebagainya.